FEB
03

PPP Ajak Komponen Islam untuk Bergabung

03 Februari 2013

Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menginjak usia yang ke-40 tahun. Di usia dewasa ini, PPP menegaskan mottonya sebagai rumah besar umat Islam. PPP terbuka bagi semua partai politik, organisasi keagamaan dan berbagai kelompok Islam yang ada di Indonesia.
 
Ketua Umum PPP Surya Dharma Ali (SDA) pun mengajak, selutuh komponen Islam di Indonesia untuk bergabung dengan PPP, dan sama-sama membesarkan rumab besar umat Islam itu.
 
“Ayo kita bangun rumah besar umat Islam ini, rumah besar bersama NU, Muhammadiyah, Persis, PSII, Perti, Nahdatul Waton dan Rumah Besar seluruh kekuatan Islam di Indonesia. Ayo kita besarkan rumah ini. Tanpa kelompok Islam, politik di Indonesaia tak ada apa-apanya. Tanpa LDII, AL Zaytun itu tak ada apa-apanya,” ungkap SDA, Sabtu (2/2/2013).
 
Menteri Agama RI ini menjelaskan, sebagai rumah besar umat Islam, PPP tempat menyusun strategi untuk mencapai tujuan bangsa ini yang sudah lama diidamkan.
 
“Ini rumah perjuangan Islam. Maka yang ada di luar ayo pulang. Kang Aher (Ahmad Heryawan), dulu keluarga besar PPP pulang ayo pulang. Ini rumah kita. Kang Deddy Mizwar ayo pulang,” ajaknya, kepada politisi PKS Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar yang menghadiri Harlah tersebut.
 
Bahkan, politisi Partai Demokrat yang juga Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanegara yang menjadi tamu dalam Harlah itu, juga diajak masuk PPP.
 
“Kang Irfan, pulang, saya yakin ini (Irfan) keluarga besar PPP. Saya tahu bulan ini tidak pulang tapi tahun depan kita tunggu. Pintu PPP selalu terbuka,” ujarnya.
 
Kepada kader PPP, SDA meminta supaya membangun keterbukaan. Para kader supaya menjadi tuan rumah yang santun, jangan menolak akan adanya orang baru.
 
“PPP harus terbuka, asas Islam rahmatan lil alamin ayo tunjukan,” katanya.
 
Kepada wartawan, SDA menegaskan ajakan PPP kepada Lembaga Dawah Islam Indonesia atau LDII dan Pondok Pesantren yang dipimpin Panji Gumilang Al Zaytun, memang serius.
 
“Ya serius. Begini, tanpa menyebut dua kelompok tersebut, sekarang gini, seandainya kelompk A atau Pesantren A disebut radikal, lalu mau diapain? Kita mau kucilkan, biarkan, atau dirangkul? Yang mana yang baik?,” katanya.
 
Lalu SDA menjawab sendiri pertanyaannya itu. Katanya, untuk bisa menyampaikan pemahaman diperlukan komunikasi.
 
“Jadi harus dirangkul dulu. Supaya kita mudah komunikasi, bisa menyampaikan pemahaman bahwa ‘hey begini enggak bagus lho’. Kita saling kenal saling memahami satu sama lain maka dengan demikian bisa terjadi perubahan pada kelompok-kelompok yang dipandang seperti itu,” bebernya.
 
Di sisi lain, PPP merupakan partai da’wah. Sehingga PPP bukan hanya menerima kyai, ulama, atau santri, tetapi juga menerima pihak lain.
 
“Karena ini partai dawah. Kalau dawah itu kan jangan hanya di Ponpes dan di masjid,” terangnya.
 
SDA juga tidak membantah bahwa ada tokoh-tokoh dari LDII dan Al Zaytun yang masuk ke PPP. Namun dia belum bisa menyampaikan siapa-saja para tokoh tersebut.
 
“Nanti kita umumkan yah,” tukasnya. ( Sindonews, 3 Februari 2013 )
Bagikan:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Labels:
0
COMMENTS
Design a Mobile Site
View Site in Mobile | Classic
Share by: