Share
Facebook
Twitter
Google +
LinkedIn
Email
Back
KATAMEREKA
FEB
11
AS Hikam: Koalisi PPP-PKNU, Kabar Buruk Bagi PKB
By:
Eko Mahendra Ridho
on
FEB
11
Jakarta - Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) merapat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) setelah dinyatakan gagal menjadi peserta Pemilu 2014. Keputusan ini menjadi kabar buruk bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)."Merger antara PKNU dan PPP jelas merupakan sebuah pukulan telak bagi PKB khususnya di Jawa Timur pada Pemilu 2014 nanti," kata pengamat politik AS Hikam kepada Okezone, Senin (11/2/2013).Kata dia, para kyai pendukung PKNU adalah mereka yang memiliki pondok pesantren (ponpes) besar dan berpengaruh seperti Langitan, Besuk (Pasuruan), Lirboyo (Kediri), Asembagus (Situbondo), Genggong (Probolinggo)."Kembalinya Cak (Choirul) Anam ke PPP tentu sebuah dukungan luar biasa bagi PPP dan sebuah kabar buruk buat PKB," ujarnya.Malah, dia memperkirakan, bergabungnya PKNU dan PPP tidak hanya menghancurkan suara PKB di Jawa Timur saja tapi juga di Jawa Tengah. Dua wilayah itu dikenal sebagai basis massa PPP, PKNU dan PKB."Bagaimanapun ponp
Read more >>
JAN
07
2013 Jadi Ajang Perang Politik
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
07
Karakter politikus yang cenderung minta dilayani potensial menimbulkan konflik. Tahun 2013 adalah tahun memanasnya dunia perpolitikan nasional. Begitu prediksi yang disampaikan Wakil Ketua DPD RI Laode Ida, dalam sebuah diskusi di Gedung DPR Jakarta, akhir pekan lalu. Situasi semakin memanas itu dapat dipahami karena partai-partai politik akan lebih fokus pada persiapan menghadapi Pemilu 2014. Anggota DPR, DPD, bahkan DPRD, akan mempersiapkan dirinya bertarung lagi memperebutkan kursi itu. Lawannya macam-macam, termasuk para calon yang maju dari parpol baru seperti Nasional Demokrat (Nasdem), bahkan dengan rekan separtai yang gagal lolos di pemilu sebelumnya. Tentu saja kondisi demikian akan mempengaruhi kinerja Pemerintah dan DPR. Para pucuk pimpinan eksekutif kebanyakan adalah anggota parpol juga, dalam artian akan juga sibuk mengurusi pencalonannya. "Para politisi dan pejabat akan konsentrasi pada diri dan kelompoknya, cenderung mengabaikan kepentingan rakyat,&q
Read more >>
JAN
07
PPP Pernah Menang di DKI Jakarta
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
07
Jakarta - Pada Pemilu 1977, Partai Persatuan Pembangunan berhasil memperoleh suara terbanyak di ibukota. Pada saat rezim Orde Baru bercokol, kemenangan di Ibukota ini tentunya suatu yang mengancam penguasa. "Yang menarik keberhasilan PPP menang di ibukota karena keberhasilan kami meraih simpati rakyat kecil. Juga kita tidak membuat orang takut dengan Islam. Buktinya di TPS di Lokalisasi Kramat Tunggak Jakarta Utara, PPP lah yang menang," kata mantan fungsionaris PPP H Ridwan Saidi, dalam acara polemik bertema 'Soal Hasil Survey, Parpol Islam Merosot' di Warung Daun, Cikini, siang ini. Menurut pria yang akrab dipanggil Babe tersebut, apa yang dilakukan dirinya dan banyak kader PPP saat itu, tidak menonjolkan larangan-larangan yang menyinggung perasaan dan adat masyarakat setempat. Selain itu PPP kala itu juga mengusung tema kampanye yang pro kepada rakyat kecil korban penggusuran. "Jadi yang menonjol Islam itu pro rakyat yang tertindas. Sayangnya sa
Read more >>
AUG
27
PPP Harus Merajut Kekuatan Politik Islam
By:
Eko Mahendra Ridho
on
AUG
27
Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan sebagai partai politik Islam paling senior diharapkan dapat menjadi pelopor dalam merajut persatuan kekuatan politik umat Islam. Kekuatan politik Islam yang tersebar di banyak partai perlu disinergikan dalam rangka memberdayakan umat Islam Indonesia. Faktanya, friksi-friksi agenda politik yang ada selama ini semakin memarginalkan posisi politik umat Islam. Sudah saatnya masing-masing partai politik menurunkan ego masing-masing demi meraih kepentingan yang lebih besar. "Motto PPP ini kan rumah besar umat Islam. Semestinya, motto ini jangan cuma slogan yang bersifat retoris saja. Perlu dibumikan secara empiris di tengah-tengah umat Islam", demikian disampaikan oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay, pada acara dialog kebangsaan bertema "Refleksi Perjalanan Bangsa Menatap Indonesia ke Depan" yang dilaksanakan Fraksi PPP MPR RI di Jalan Diponegoro No. 60 Jakarta (rabu, 15/8). Dalam penilaian Saleh, PPP
Read more >>
AUG
05
KH. Hasyim Muzadi: PPP Harus Menjaga Moral Politiknya
By:
Eko Mahendra Ridho
on
AUG
05
Jakarta - Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH. Hasyim Muzadi merasa heran dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keheranan mantan Ketua PBNU ini karena PPP yang berlambangkan Ka’bah belum mendapat banyak dukungan dari penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. “Kenapa PPP yang lambangnya Kabah kok belum banyak mendapat dukungan public. Justru partai nasionalis yang memperoleh kepercayaan publik,” ucapnya di Halaqah Nasional Alim Ulama di Hotel Bukit Daun, Kediri, Jawa Timur, Rabu (22/2/2012). Menurut Hasyim, realita ini menjadi pekerjaan rumah bagi PPP. Disarankannya agar PPP menjaga moral politik agar mendapat simpati umat Islam. Pengurus PPP harus bersih dari praktik-praktik kotor. “Pengurus PPP yang masih-masih muda, selain harus berperilaku bersih juga mengayomi para orang tua,” katanya. KH Hasyim Muzadi menilai langkah PPP menggelar Halaqah Nasional Alim Ulama sudah tepat untuk mendekati kalangan
Read more >>
AUG
05
LAKSNU: Transformasi di Tubuh PPP Ancam PKB dan PKS
By:
Eko Mahendra Ridho
on
AUG
05
Jakarta - Transformasi yang dilakukan PPP menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LAKSNU) Gugus Joko Waskito akan menaikkan perolehan suaranya di Pemilihan Umum 2014, bahkan berpotensi mengancam perolehan suara PKB dan PKS. Ditambahkan Gugus, adanya kesadaran dalam diri PPP untuk mengubah pola pencitraan dari partai tradisional menjadi parpol modern namun tetap konsisten sebagai partai Islam bisa memengaruhi perolehan suara di pemilu nanti. “Kesadaran PPP untuk mengubah pola pencitraan dari partai yang terkesan tradisional, kuno, menjadi parpol yang sadar media sebagai transformasi ide dan gagasan dengan masih mempertahankan konsistensinya sebagai partai Islam, akan berpengaruh pada perolehan suara partai lain pada Pemilu 2014,” katanya di sela-sela Mukernas PPP (Partai Persatuan Pembangunan) di Kediri, Jatim, Rabu (22/2). Dengan tampil sebagai partai Islam modern, Gugus mengatakan PPP berpotensi menarik pemilih dari kalangan Islam mod
Read more >>
AUG
03
Ray Rangkuti: Partai Islam Butuh Solusi Agar Bertahan di 2014
By:
Eko Mahendra Ridho
on
AUG
03
Jakarta - Nasib dan masa depan partai-partai Islam, untuk sebagian, bagai telur di ujung tanduk. Partai-partai Islam diprediksi belum bisa berbuat banyak dalam pemilu 2014. Bahkan, diyakini tidak akan mampu lolos Parliamentary Threshold (PT) atau ambang batas parlemen 3,5% seperti yang sudah ditetapkan. Adakah alternatif solusinya? Pandangan pesimistis atas partai-partai Islam itu tidak terlepas dari performance partai lslam sendiri yang memudar akhir-akhir ini. Parpol berbasis massa Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB) memang menghadapi paceklik dukungan publik. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan, pada 2014 partai Islam masih akan terus berada di bawah partai nasionalis. "Electoral threshold 3,5% saya yakin partai islam tidak akan lebih dari 3%. Tidak ada partai islam yang muncul. Lebih banyak muncul sebagai pa
Read more >>
JUL
31
Sukron: Mutlak Bagi Partai Islam Berkoalisi untuk Mengusung Satu Nama Capres
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JUL
31
Jakarta - Pasca pemilu 1999, eksistensi partai-partai Islam dan partai-partai yang berbasis masa Islam cukup menonjol. Peran partai-partai inipun terus diperhitungkan ketika Amin Rais, yang merupakan tokoh Muhammadiyah dan berkiprah di Partai Amanat Nasional (PAN) menggagas poros tengah. Artikulasi politik dari poros tengah ini mengantarkan tokoh NU, yang juga pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Abdurrahman Wahid menduduki kursi presiden. Sementara Amien Rais, yang merupakan tokoh Reformasi, menduduki kursi MPR. Sementara kalangan pun menilai periode ini sebagai kebangkitan politik Islam. Atau tepatnya, bila meminjam polarisasi daru Clifford Geertz, periode ini sebagai kebangkitan politik santri. Apalagi saat itu, Ketua DPR juga diduduki Akbar Tanjung, yang merupakan tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bila menegok pada hasil Pemilu 2009, ada dua partai yang berasaskan Islam dan dua partai yang berbasis massa Islam. Yaitu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Per
Read more >>
JUL
17
Siti Zuhro: Politik Pencitraan Itu Menyesatkan
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JUL
17
Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menegaskan unggulnya pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jokowi-Ahok pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta menunjukkan telah terjadi proses demokrasi di tengah masyarakat. Ia menilai para kandidat cagub-cawagub mesti mengurangi melakukan politik pencitraan. karena gaya politik tersebut cenderung menyesatkan. Ia juga mengingatkan agar rakyat tidak tergoda dengan iming-iming pencitraan, karena masyarakat Jakarta menginginkan perubahan tanpa terpengaruh iklan, maupun uang. "Masyarakat saat ini butuh pemimpin yang kembali ke konsep awal demokrasi, yaitu 'dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat'. Dan benar-benar pemimpin yang bisa memimpin, bukan pemimpin berdasarkan iklan maupun uang" ungkapnya pada diskusi "Pemimpin Iklan dan Uang Versus Pemimpin Rakyat" di Rumah Perubahan, Jakarta, Selasa (17/7). Dikatakan, saat ini masyarakat tidak butuh pemimpin uang, pemimpin iklan
Read more >>
JUN
27
Amien Rais: Sudah Saatnya Partai Berbasis Islam Melakukan Refleksi
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JUN
27
Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) soal merosotnya raihan elektabilitas partai berbasis Islam dikritik oleh Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais. "Saya tak percaya. Karena polling pemilu itu selalu keliru. Tapi yang jelas memang partai Islam pamornya menurun, itu jelas," kata Amien di Jakarta, hari ini. Sebelumnya, Lembaga Survei Nasional (LSN) mempublikasi hasil risetnya pada Selasa (26/6), yang memperlihatkan partai-partai Islam atau partai berbasis massa Islam sudah tidak eksis dalam dunia percaturan politik Indonesia. Partai tersebut antara lain Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari hasil survei, elektabilitas rata-rata untuk partai Islam di bawah 5 persen. Menurut Amien, sudah saatnya memang partai berbasis Islam melakukan refleksi. Bagi dia, banyak masyarakat kecewa dengan yang namanya
Read more >>
JUN
27
Ray Rangkuti: Caleg yang Dimodali Pengusaha Sulit Berpihak pada Rakyat
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JUN
27
"Tidak mungkin orang mau mengeluarkan dana yang besar, bila tidak ada kepentingan di balik itu." Jakarta - Direktur Lembaga Politik Lingkar Madani Ray Rangkuti mengemukakan, pemikiran partai politik yang membiayai calon legislatifnya sudah lama digagas. "Tapi bila caleg dibiayai parpol berdasarkan dana para pengusaha, mereka akan sulit akan berpihak kepada rakyat. Pasalnya, apapun dana yang dikeluarkan pasti ada konsekuensinya," ujar Ray dalam diskusi Polemik Sindo "Jika Caleg Dibiayai Parpol" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (23/6). Dia mengemukakan, seharusnya yang membiayai caleg adalah rakyat pendukungnya. Sayangnya, di Indonesia hal ini tidak berlaku. Sebaliknya, banyak caleg yang akan menjadi anggota dewan harus mengeluarkan modal yang besar. Karenanya, tidak heran bila jadi terjadi transaksional dalam membuat kebijakan. "Kalau caleg dibiayai para pengusaha melalui Parpol, pasti dia akan mengamankan para bohir-bohirnya. Tid
Read more >>
JUN
27
Gun Haryanto: Miskin Figur, Bukti Belum Adanya Parpol Modern
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JUN
27
Jakarta - Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Haryanto, menyebut belum ada satu pun partai politik di Indonesia yang bisa dikategorikan sebagai partai modern. Hal ini dibuktikan dengan minimnya figur parpol dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, maupun Pemilihan Kepala Daerah. "Dari sekian banyak partai politik di Indonesia, ternyata belum ada yang modern," kata Gun Gun dalam sebuah diskusi di kampus Universitas Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/6/2012). Menurutnya sebuah partai dikatakan sudah modern, jika sudah memiliki dua hal. Pertama, berjalannya proses kaderisasi dan kedua adanya institusionalisasi di partai tersebut. "Kedua elemen itu harus ada, baru bisa dikatakan partai itu sudah modern," tuturnya. Selama ini, kata dia, partai politik hanya menjalankan proses kaderisasi, namun melupakan institusionalisasi yang merupakan jati diri sebuah partai politik. Institutionalisasi ditandai dengan keberadaa
Read more >>
JUN
27
Sebastian Salang: Menikmati Hasil Korupsi, Partai Harus Dihukum Berat
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JUN
27
Jakarta - Kemungkinan besar, dana hasil korupsi yang dilakukan oleh para politikus mengalir ke kas partai. Untuk itu, perlu ada peraturan yang memberikan batasan-batasan terhadap gerak-gerik partai. Menurut pengamat politik, Sebastian Salang, perlu ada kebijakan yang mencantumkan bahwa partai harus membuat rancangan anggaran belanja yang kemudian dipublikasikan untuk mendapat penilaian publik. "Buat regulasi agar parpol membuat rancangan anggaran belanja partai. Kalau sudah dibuat sampaikan kepada publik, biar publik menilai apakah rancangan anggaran dari parpol itu sudah rasional atau belum. Kalau rasional berapa biaya partai yang bisa dibiayai oleh anggota sendiri, berapa yang dibiayai oleh negara," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (9/6/2012). Bila terdapat partai politik yang melakukan penyelewengan, terutama yang berkaitan dengan anggaran, maka harus diberi sanksi tegas, yakni berupa larangan mengikuti Pemilu. "Kalau sudah jelas seperti itu
Read more >>
More Posts
© Copyright 2008-2013
DPC PPP Kabupaten Tegal
| Design by
Eko Mahendra Ridho
| PPP Rumah Besar Ummat Islam Indonesia
Back to Home
Design
a Mobile Site
View Site in Mobile
|
Classic
Share by: