e-Newsletter Pendidikan
Back
DEC
11
Ini Ronde Pertama dari Mendikbud Nadiem Makarim
By:
Z Kamin
on
DEC
11
Tak hanya satu, empat perubahan langsung digeber Nadiem Makarim sebelum 2 bulan genap menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Bagi Nadiem, ini baru ronde pertama. Empat perubahan itu dipaparkan Nadiem di hadapan Dinas Pendidikan seluruh Indonesia. Dia menyebutnya sebagai 'Pokok Kebijakan Merdeka Belajar'. Empat hal yang diubah Nadiem yaitu terkait Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. Nadiem mengakui bahwa perubahan yang digagasnya ini bukannya tanpa tantangan. Perubahan pasti tidak nyaman tapi itu diperlukan untuk melakukan lompatan. Simak video berikut : "Ini adalah ronde pertama 'Merdeka Belajar'. Tidak ada perubahan yang nyaman-nyaman saja. Semua perubahan itu pasti ada tantangnnya. Semua perubahan pasti ada ketidaknyamanannya," kata Nadiem di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Tebet, J
Read more >>
NOV
25
Membedah Teks Pidato Hari Guru Nadiem Makarim
By:
Z Kamin
on
NOV
25
Teks pidato Nadiem Makarim yang akan dibacakan pada Hari Guru viral di media sosial. Nadiem menyoroti tugas guru yang selalu tersandung birokrasi administasi hingga tak dapat berinovasi. Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbud karena dianggap mampu mengatasi tantangan masa depan. Mewakili generasi milineal di posisi menteri, Nadiem dianggap dapat memberi terobosan besar bagi dunia pendidikan. Aksi Nadiem selama menjadi menteri memang kerap mendapat perhatian publik. Saat kunjungan kerja di Jawa Timur, Nadiem menggunakan busana santai ketika ia memantau kondisi Sekolah Dasar Gentong 1 Kota Pasuruan. Begitu juga ketika rapat dengan Komisi X DPR RI. Pendiri aplikasi GoJek itu hanya menyiapkan selembar halaman untuk materi presentasi. Namun paparan Nadiem tak singkat karena ia membedah satu per satu poin yang tercantum di kertasnya. Kita ulas teks pidato Nadiem bersama dengan pemerhati dan praktisi pendidikan 4.0, Indra Charismiadji, di video ber
Read more >>
AUG
31
Wanita, Tetaplah Engkau Berada Di Dalam Rumah !
By:
Z Kamin
on
AUG
31
“JADI saya pikir pada saat itu setiap wanita akan bereaksi dengan berbagai cara yang berbeda. Beberapa wanita pada saat itu tidak akan memasak, sedangkan yang lainnya akan terlibat dialog dengan suami mereka. Di Seluruh negeri beberapa wanita akan keluar untuk berunjuk rasa. Mereka akan menekan anggota Kongres Senator agar meluluskan undang-undang yang mempengaruhi peran wanita.“ Kalimat di atas diucapkan Betty Friedan untuk menyambut demo besar-besaran wanita pada tanggal 26 Agustus 1970 di Amerika Serikat. Friedan adalah seorang tokoh feminis liberal yang ikut mendirikan dan kemudian diangkat sebagai presiden pertama National Organization for Woman pada tahun 1966. Ia menjadi pemimpin aksi untuk mendobrak UU di Amerika yang melarang aborsi dan pengembangan sifat-sifat maskulin oleh wanita. Betty Friedan sendiri terlahir dengan nama Betty Naomi Goldstein pada tanggal 4 Februari tahun 1921. Pada giliranya Friedan berkembang menjadi seorang aktivis feminis Ya
Read more >>
JUL
06
Pesan dari Anies Baswedan untuk mahasiswa baru
By:
Z Kamin
on
JUL
06
Menjadi mahasiswa berarti sebuah tantangan baru. Ini adalah pesan untuk teman-teman yang menyandang status baru sebagai mahasiswa. Untuk teman-teman yang memulai perjalanannya sebagai mahasiswa gunakanlah beberapa tahun kedepan di kampus untuk mengembangkan diri supaya setelah wisuda Anda siap mengabdi! Pastikan mengikuti double track akademik dan kepemimpinan. Ambil semua kesempatan untuk unggul di dalam dan diluar ruang kelas. Berikut pesan lengkap, klik video berikut : (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Read more >>
JUN
29
Apabila menyontek sudah seperti hal yang biasa..,
By:
Z Kamin
on
JUN
29
Kondisi Indonesia saat ini menurut saya sangat buruk, dimana Indonesia mengalami berbagai masalah, baik dikalangan masyarakat maupun dikalangan pejabat. Dikalangan masyarakat baik remaja maupun orang dewasa banyak terjadi penyimpangan misalnya banyaknya pelajar yang tawuran, mencuri bahkan menyalahgunakan narkoba. Dikalangan para pejabat penyimpangan pun banyak terjadi, banyaknya para pejabat yang korupsi, manfaatkan kekuasaannya untuk kepentingannya sendiri. Masalah-masalah tersebut menghambat kemajuan bagi Indonesia sendiri. Penyebab dari semua masalah diatas salah satunya adalah mulai pudarnya kejujuran yang dimiliki bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini kejujuran sudah mulai ditinggalkan, baik kejujuran kepada diri sendiri ataupun kejujuran terhadap orang lain. Untuk mengatasi permasalahan-permasalah yang sekarang ini banyak terjadi di Indonesia salah satunya yaitu dengan menanamkan kejujuran pada bangsa Indonesia. Pentingnya suatu kejujuranadalah karena sikap tidak juj
Read more >>
JUN
14
VUCA dalam Dunia Pendidikan
By:
Z Kamin
on
JUN
14
Oleh: Freddy Nababan *) DUNIA sedang mengalami turbulensi. Efeknya adalah banyak hal yang berubah dengan cepat, tidak pasti, kompleks dan bisa jadi membingungkan. Dan hari-hari ini kita kerap melihat bermunculannya benda-benda yang tidak pernah kita bayangkan akan hadir sebelumnya. Contohnya, beberapa waktu lalu, kita menyaksikan bahwa Sophia-robot berbasis kecerdasan buatan yang bisa bertindak sebagai asisten manusia besutan David Hanson-menerima status kewarganegaraan untuk entitas nonmanusia pertama di dunia dari Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman. Kemudian, kita menyaksikan Alexa, juga produk kecerdasan buatan persembahan Amazon yang mampu bertindak sebagai asisten pribadi dengan berbagai keunggulannya. Ada juga Rina (Microsoft), dan Siri (Ios Apple). Intinya, semua entitas tersebut adalah pencapaian terkini manusia yang mampu member
Read more >>
JUN
09
Orang Cerdas Belum Tentu Bersikap Bijak
By:
Z Kamin
on
JUN
09
Ada alasan mengapa orang cerdas bisa melakukan hal-hal bodoh. Sekelompok anak laki-laki dan perempuan berkostum hitam putih tengah mengobrol di angkringan, membicarakan proses Computer Assisted Test atau tes CAT yang baru saja mereka rampungkan beberapa menit yang lalu. “Tes seleksi kompetensi dasar atau SKD menggunakan sistem CAT. Pada tahap SKD, kita akan diminta menyelesaikan tiga kelompok soal yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP),” cerita Kiki, salah satu pendaftar CPNS. Proses CPNS, seperti juga proses seleksi di perusahaan-perusahaan swasta, melibatkan beberapa ragam tes untuk menguji calon pekerjanya. Satu hal yang pasti tidak terlewat adalah tes-tes yang terkait dengan tingkat kecerdasan seseorang, atau yang disebut sebagai Tes Inteligensia Umum (TIU) dalam seleksi CPNS, atau juga akrab dengan sebutan tes IQ dalam kehidupan kita sehari-hari. Tes-tes sejenis sebenarnya pernah kita lakukan semenjak
Read more >>
APR
03
Mampukah Pendidikan Kita Beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0?
By:
Z Kamin
on
APR
03
"Revolusi Industri 4.0" - Studium Generale KU-4078 oleh : Rektor ITB : Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, Rabu, 27 Maret 2019 Oleh: Diyan Nur Rakhmah Klaus Schwab dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution (2016) mengemukakan tentang Revolusi Industri Generasi Keempat (Revolusi Industri 4.0) yang ditandai dengan kelahiran artificial intelegent pada ragam bentukan produk yang dapat bekerja layaknya fungsi otak manusia yang dioptimalisasikan. Otomasi dan pengambilalihan bidang kerja yang dimekanisasi melalui perangkat digital menjadi keniscayaan dan mengarahkan pada praktik-praktik bidang kerja yang berpusat pada eliminasi 'berkedok' efisiensi tenaga kerja manusia sebagai muaranya. Ragam 'kecerdasan buatan' tersebut di antaranya adalah super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, dan lain sebagainya. Konsep Revolusi Industri 4.0 ini menemukan pola dan mekanisme kerja baru ketika disruptif teknologi hadir begitu cepat yang s
Read more >>
OCT
29
Guru Berbicara Politik, Dia Berpolitik?
By:
Z Kamin
on
OCT
29
Oleh : Bonefasius Sambo Penulis Kompasiana [ Video Ilustrasi : Kumpatran ] Bagi saya ini pertanyaan kritis. Pertanyaan yang perlu dijawab mungkin harus pakai referensi hukum dan dilanjutkan dengan diskursus biar bisa jelas dan terang. Kalau seorang guru yang aktif berbicara politik kadang ia dituduh melakukan praktik politik atau memiliki afiliasi dengan kelompok tertentu. Apakah benar? Seharusnya kita melihat konten, konteks dan momentum pembicaraan baru kita membuat kesimpulan. Jangan langsung menuduh. Jika politik yang seharusnya menjadi diskursus dalam konteks pendidikan dianggap tabuh bagi seorang guru (PNS) maka saya yakin ada sikap pembiaran dari guru ketika politik menempuh jalur pragmatisme dan ketika politik membangun budaya permisif. Kita harus tahu dan sadar bahwa guru memiliki peran vital untuk memberi edukasi kepada peserta didik (SMP -SMA/ SMK) yang nota bene akan menjadi calon pemilih pemula. Kalau mer
Read more >>
JUN
01
Mengenang 1 Juni
By:
Z Kamin
on
JUN
01
Oleh: Andi Achdian Ibu saya suka bercerita, melukis dan menembang. Itu dilakukannya saat menghabiskan waktu luang ketika langit mulai berwarna jingga keemasan. Suatu sore saya duduk di sampingnya. Lalu ia menuturkan sebuah kisah tentang tradisi lama nenek moyangnya. Tugas kita di dunia adalah mengabdi pada negara, agama dan rakyat jelata. Begitulah kira-kira terjemahan kasarnya. Ia menyampaikan dengan pribahasa yang diiringi nada merdu dari tembang kesukaannya. Saya kira setiap keluarga Indonesia memiliki kisah-kisahnya sendiri tentang kebajikan sosial yang patut dilakukan sebagai anggota masyarakat. Keluarga adalah tempat awal kebajikan sosial itu diajarkan. Kemudian dilanjutkan di sekolah, madrasah, ataupun ketika kumpul-kumpul keluarga. Sebuah buku yang ditulis Hildred Geertz menyampaikan dengan indah kebiasaan kehidupan keluarga Jawa di rumah-rumah mereka. Semua keluarga Indonesia memiliki kebajikan sosial yang mereka ajarkan untuk setiap anak-anaknya dari bu
Read more >>
APR
20
Alasan Saya Tak Memasukkan Anak ke Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
By:
Z Kamin
on
APR
20
Oleh : Doni Swadarma Bagi sebagian orang usia SD merupakan masa kritis. Dimana anak mulai mempertanyakan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, menyentuhnya dan mengamati secara langsung. Hal tersebut diperkuat dengan teori konstruksivisme Piaget yang mengatakan usia 7-11 tahun adalah tahapan “operasional konkret”, dimana anak mulai berpikir secara logis dengan mengoperasikan benda-benda secara konkret. Sedangkan khusus untuk muslim, anak usia 7 tahun sudah dituntut untuk menjalankan shalat, bahkan dalam salah satu hadits orang tua diperbolehkan memukul anak yang tidak melakukan shalat bila sudah berusia 7 tahun, asalkan bukan pukulan yang membahayakan fisik maupun psikis anak. Oleh karenanya tak mengherankan bila banyak orang tua muslim (perkotaan) yang menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar Islam Terpadu.Dengan harapan anak mereka tumbuh dengan dasar pemahaman agama Islam yang baik. Bila kita perhatikan perkembangan SDIT memang luar biasa. Luar bisa cepat pertu
Read more >>
MAR
21
Mendidik Karakter
By:
Z Kamin
on
MAR
21
Oleh: Mohammad Nuh TRANSMISI nilai-nilai kebaikan adalah kerja peradaban. Sejarah mengingatkan kita bahwa perabadan tak selamanya tumbuh. Kadang bangkit, kadang runtuh. Ia meruntuh saat moral merosot—kala suatu masyarakat gagal mewariskan kebaikan-kebaikan utama—kekuatan karakternya—kepada generasi barunya. (Lance Morrow) Pagi yang cerah, murid-murid kelas IV turun ke sawah untuk melihat proses pengolahan padi. Mulai dari menuai, merontokkan, menjemur, hingga menggiling padi. Mereka bersemangat dan bergembira, berjalan menyusuri pematang sawah, bertegur sapa dengan petani. Ketika sampai di sawah, mereka membantu petani menuai padi dengan menggunakan sabit. Batang padi yang sudah dipotong dikumpulkan di pinggir sawah, lalu diangkut ke lapangan. Siswa melihat bagaimana petani merontokkan padi kering dalam karung berukuran kecil yang memungkinkan diangkut oleh siswa. Satu per satu mereka bergantian memanggul karung padi itu ke tempat penggiling
Read more >>
NOV
27
Guru itu Digugu dan Ditiru
By:
Z Kamin
on
NOV
27
Oleh : Itje Chodidjah Slogan guru digugu dan ditiru ini ini memiliki makna yang dalam bagi kehidupan seorang guru. Landasan falsafah di balik slogan ini adalah bahwa sosok seorang guru dapat dipercaya dan ditiru. Hal ini mengisayaratkan bahwa dalam berbagai kegiatan kehidupan, masyarakat berharap guru sebagai tauladan. Ketika di sekolah guru menjadi panutan bagi siswanya. Dalam konteks sekolah, guru dipercaya karena diharapkan guru akan selalu menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru juga diharapkan bertingkahlaku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat setempat. Secara komulatif diharapkan hasil pendidikan di sekolah dengan anak didik yang berasal dari berbagai keluarga yang berlatar belakangnya berbeda akan menjadi kelompok masyarakat yang madani. Sekolah yang penyenggaraannya harus dipimpin oleh para guru memiliki peranan penting bagi tumbuh kembangnya masyarakat. Tingkah laku yan
Read more >>
OCT
15
Sekolah 24 Jam, untuk Apa
By:
Z Kamin
on
OCT
15
Oleh: Daoed JOESOEF Kebijakan pendidikan berupa full day schooling sebaiknya dibatalkan. Menerapkan kebijakan berkonsep mentah di bidang pendidikan sama saja dengan membuat semua peserta didik menjadi kelinci percobaan, mengotak-atik masa depan negara-bangsa melalui anak-anak yang lugu tak berdaya. Jangan mempermainkan pendidikan hanya bersendikan kekuasaan formal. Tanggapan harfiah full day schooling, yaitu siswa berada sehari penuh di sekolah, harus ditolak karena membebaskan orangtua dari tugasnya mendidik anak- anaknya sendiri. Rumah adalah home, sekolah kedua dan orangtua adalah guru kedua anak di rumah. Anak butuh family education. Ada nilai-nilai kekeluargaan khas yang pantas kita hormati kalau kita tidak mau negara kita menjadi totaliter. Di samping family education, anak-anak Indonesia, selaku warga dari negara-negara yang merdeka, memerlukan pula formal education. Ia berupa proses pembelajaran nasional yang mengembangkan mereka dari makhluk menjadi w
Read more >>
AUG
13
Agar Tidak Menjadi Orangtua Durhaka
By:
Z Kamin
on
AUG
13
KATA durhaka memang selalu disandingkan kepada anak. Ya, biasanya anaklah yang durhaka dengan menentang dan tidak menghormati orangtuanya. Padahal, Allah Ta’ala melarang keras hal itu. Dan anak tersebut telah tergolong pelaku dosa besar. Di mana adzabnya akan ia rasakan di dunia ini juga. Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa orangtua pun bisa saja durhaka pada anak. Seperti halnya tidak memperhatikan anak, tidak memberi nama yang baik pada anak, dan hal lain yang semisal dengan itu. Hal tersebut juga bisa mengundang murka Allah Ta’ala. Lantas, langkah apa yang harus dilakukan orangtua agar tidak tergolong sebagai orangtua yang durhaka? Pertama, Pentingnya Pendidikan Agama Sudah menjadi rahasia umum, pendidikan agama menjadi sarana penting guna membentuk insan yang mulia dan berakhlak baik. Walaupun begitu, masih sangat banyak orangtua yang mengabaikan permasalahan ini. Dalam pemilihan tempat pendidikan, banyak orangtua yang lebih memilih menyekolahkan anakanya di
Read more >>
AUG
11
Full Day School atau Bete School?
By:
Z Kamin
on
AUG
11
Oleh : Haidar Bagir, Ketua Yayasan Sekolah-Sekolah Lazuardi "... Kegagalan akademik siswa bukanlah dikarenakan tidak adanya/kekurangan upaya oleh sekolah, melainkan justru akibat 'ulah' sekolah." John Holt dalam How Children Fail PENDIDIKAN, tidak seperti pendapat orang-orang seperti John Locke (teori tabula rasa), pada dasarnya bukanlah penanaman atau pengisian, melainkan aktualisasi potensi siswa. Sudah sejak berabad lalu, dengan puitis Plutarch menyatakan, "Pikiran bukanlah bejana untuk diisi, tapi api untuk dinyalakan." Di zaman modern, Paulo Freire menolak apa yang disebutnya sebagai banking concept of education, yang di dalamnya siswa dianggap sebagai 'celengan' yang harus diisi guru. Pandangan yang sejalan juga diungkapkan para ahli seperti Steven Pinker, Sir Ken Robinson, dan Noam Chomsky. Dalam metode banking, peserta didik bukan saja dianggap sebagai celengan kosong, ke dalam celengan itu pun dijejalkan ter
Read more >>
AUG
08
Pedidikan yang Apolitis
By:
Z Kamin
on
AUG
08
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-1451212635806474", enable_page_level_ads: true }); Oleh : Reza A.A Wattimena Dosen Filsafat Politik di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya, sedang belajar di München, Jerman Ketika ditanya, apa hal yang perlu diperbaiki, supaya Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih baik, kebanyakan orang akan menjawab: pendidikan. Mereka berpikir, ketika semua orang Indonesia bisa mendapatkan pendidikan bermutu, maka kemampuan sumber daya manusia akan meningkat, dan ini akan bisa memperbaiki situasi Indonesia. Saya setuju dengan pendapat ini. Pertanyaan berikutnya adalah, pendidikan macam apa yang kita perlukan? Pendidikan Apolitis Jawaban yang kerap muncul adalah, pendidikan sains dan pendidikan moral. Pendidikan sains lalu disamakan dengan pendidikan fisika, matematika, kimia, dan biologi. Sementara, pendidikan moral disamakan dengan pen
Read more >>
AUG
01
Jalan Guru
By:
Z Kamin
on
AUG
01
Oleh : Iwan Pranoto (GURU BESAR ITB SERTA ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DI KBRI NEW DELHI, INDIA) Bagi negara dengan mutu pengajaran di sekolah masih rendah, tak menguntungkan menceraikan perguruan tinggi dari pendidikan dasar dan menengah. Di zaman ini, perjalanan karier seorang guru -- dari sebelum mengajar sampai saat mengajar—senantiasa berhubungan dengan perguruan tinggi. Tersebutlah seorang profesor kimia yang tak senang saat mengetahui bagaimana cara anak kandungnya diajar kimia di sekolah. Maka, kemudian sang profesor minta bertemu dengan guru kimia anaknya tersebut untuk menegur dan hendak ”mengajari” bagaimana seharusnya mengajarkan kimia. Saat bertemu, sang profesor kaget karena ternyata guru kimia itu bekas mahasiswanya sendiri. Kejadian ini dikutip di laporan ”Educating Teachers of Science, Mathematics, and Technology” keluaran National Research Council, 2001. Kisah ini, pertama, mengingatkan para dosen dan perguruan ti
Read more >>
JUL
21
Didiklah Anak-Anak Kami
By:
Z Kamin
on
JUL
21
Read more >>
JUL
13
Renungan Pendidikan
By:
Z Kamin
on
JUL
13
Oleh : Harry Santosa Tahun 1977, ternyata pernah ada konferensi pertama pendidikan Islam di Mekkah. Yang menarik, kesimpulan dari konferensi ini adalah bahwa masalah terbesar negeri negeri muslim bukan politik, ekonomi dsbnya tetapi adalah "the lost of adab", atau hilangnya adab. Dalam konferensi itu juga disimpulkan bahwa penyebab terbesar hilangnya adab adalah para orangtua yang berhenti mendidik anak anaknya karena miskonsepsi tentang belajar dan bersekolah, miskonsepsi tentang pendidikan dan persekolahan termasuk miskonsepsi tentang ilmu dan adab. Bagi kebanyakan orangtua, jika anak sudah bersekolah apalagi di sekolah full content agama, maka merasa tenang dan nyaman karena menganggap anaknya sudah menjalani pendidikan Islami dan dianggap sudah beradab dan berakhlak. Padahal menjalani persekolahan berbeda dengan menjalani pendidikan. Para orangtua ini lupa bahwa bahwa tugas mendidik dan mengadabkan anaknya adalah di tangan orangtua. Dan mereka lupa bahwa mend
Read more >>
JUL
12
UNESCO Mendeklarasikan "Islam" Agama yang paling damai Sedunia
By:
Z Kamin
on
JUL
12
Badan PBB yang menangani Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan/UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Islam adalah agama paling damai di dunia (Islam is the most peaceful religion of the world). Pernyataan Unesco itu disampaikan pada hari Senin (04/07/2016). Sebelum mengeluarkan pernyataannya ini UNESCO telah bermitra dengan Peace Foundation International, enam bulan lalu, untuk mempelajari semua agama di dunia dan mencari tahu dimana diantara semua agama tersebut yang paling mengajarkan perdamaian. “Setelah enam bulan analisis dan studi ketat, kami telah menyimpulkan bahwa Islam adalah agama yang paling damai,” ungkap Robert McGee, kepala studi banding Peace Foundation International dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh para pejabat UNESCO. Ketika ditanya tentang serangan teror yang dilakukan atas nama Islam, termasuk yang baru-baru ini di Dhaka dan
Read more >>
JUL
11
Untukmu yang Mengharamkan Kata “Jangan”, Adakah Engkau Telah Melupakan Kitabmu?
By:
Z Kamin
on
JUL
11
“Al-Qur’an itu kuno, Bu, konservatif, out of dated!. Kita telah lama hidup dalam nuansa humanis, tetapi Al-Qur’an masih menggunakan pemaksaan atas aturan tertentu yang diinginkan Tuhan dengan rupa perintah dan larangan di saat riset membuktikan kalau pemberian motivasi dan pilihan itu lebih baik. Al-Qur’an masih memakai ratusan kata ‘jangan’ di saat para psikolog dan pakar parenting telah lama meninggalkannya. Apakah Tuhan tidak paham kalau penggunaan negasi yang kasar itu dapat memicu agresifitas anak-anak, perasaan divonis, dan tertutupnya jalur dialog?“ Katanya sambil duduk di atas sofa dan kakinya diangkat ke atas meja. Pernahkan Bapak dan Ibu sekalian membayangkan kalau pernyataan dan sikap itu terjadi pada anak kita, suatu saat nanti? Itu mungkin saja terjadi jika kita terus menerus mendidiknya dengan pola didikan Barat yang tidak memberi batasan tegas soal aturan dan hukum. Mungkin saja anak kita menjadi demikian hany
Read more >>
JUN
13
Belajar Dua Semester Langsung Kerja
By:
Z Kamin
on
JUN
13
Sekolah yang satu ini memang cukup unik. Jika, umumnya sekolah diisi generasi penerus bangsa yang berprestasi, maka sekolah ini siswanya beruk semua. Lelaki paruh baya bernama Jasman itu terdengar menghardik beruk betina yang lehernya diikat rantai. Ia sedang mengajar beruk memetik kelapa. Direntangnya sebatang bambu di antara cabang dua pohon yang bersisian, setinggi 1 meter dari permukaan tanah. Di batang bambu itu, dua buah kelapa digantung. Beruk disuruh naik ke bambu yang terentang itu. Dengan sedikit tarikan pada rantainya, Jasman mengarahkan beruk ke kelapa yang tergantung. Diperintahnyalah si beruk memilin kelapa itu agar jatuh. Seakan mengerti perintah sang guru, beruk pun mendekati kelapa dan memutarnya hingga kelapa itu jatuh. Begitulah, salah satu pelajaran atau latihan di sekolah beruk milik Jasman, yang terletak di Pasar Ternak, VII Koto Sungai Sarik, Kabupaten Padangpariaman. Ada empat ekor beruk yang akan dilatih ketika itu. Dibutuhkan waktu 1-2 semester
Read more >>
JUN
07
Psikolog: Jangan Berikan Uang pada Anak setelah Ujian
By:
Z Kamin
on
JUN
07
Read more >>
More Posts
Mobilize
your Site
View Site in Mobile
|
Classic
Share by: