Share
Facebook
Twitter
Google +
LinkedIn
Email
Back
TOKOH
JAN
04
H. Ismail Hasan Metareum, SH
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
04
Perginya Sosok Teduh, Buya Ismail Hasan Metareum Azan zuhur baru saja diserukan muazin, suaranya memancar dari menara. Keranda yang dipanggul pelan-pelan meninggalkan rumah yang berada di kompleks perumahan DPR Joglo, Jakarta Barat. "Semua yang bernapas akan mati," begitu arti untaian huruf Arab yang menempel kain bagian sisi keranda. Di dalam keranda itu, jasad bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ismail Hasan Metareum dibaringkan tenang. Sabtu pekan lalu, saat jarum jam menunjuk 04.50 subuh, Buya meninggalkan fananya dunia setelah sepekan dirawat di Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta. Teungku Cik-demikian orang Aceh memanggilnya sebagai penghormatan untuk ulama besar-belakangan memang sakit-sakitan. Bahkan cuci darah, yang telah dijalani selama ini akibat penyakit gagal ginjal, tak mampu menolak takdir akhirnya, pekan lalu. Siang itu, seusai disembahyangi di Masjid Quba Joglo, jenazah Buya dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya Pem
Read more >>
JAN
03
KH. Maimun Zubair
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
03
KH. MAIMUN ZUBAIR Jika matahari terbit dari timur, maka mataharinya para santri ini terbit dari Sarang. Pribadi yang santun, jumawa serta rendah hati ini lahir pada hari Kamis, 28 Oktober 1928. Beliau adalah putra pertama dari Kyai Zubair. Seorang Kyai yang tersohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat. Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad bin Syu’aib, ulama yang kharismatis yang teguh memegang pendirian. Mbah Moen, begitu orang biasa memanggilnya, adalah insan yang lahir dari gesekan permata dan intan. Dari ayahnya, beliau meneladani ketegasan dan keteguhan, sementara dari kakeknya beliau meneladani rasa kasih sayang dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan ketegasan. Namun dalam pribadi Mbah Moen, semua itu tersinergi secara padan dan seimbang. Kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikapnya ikut mengeras. Beliau adalah gambaran sempurna dari pribadi yang santun dan matang. Semua itu bu
Read more >>
JAN
03
Hj. Aisyah Aminy, SH
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
03
Perempuan Baja Vokalis Senayan Di saat dunia politik dimonopoli kaum laki-laki, ia tampil ke depan. Bukan saja seorang parlementarian yang terampil berdebat, ia juga seorang pejuang gender yang tak kenal lelah. Siapapun yang melek politik, pasti mengenal nama Hj. Aisyah Aminy, SH, di kancah perpolitikan Tanah Air. Bertahun-tahun berkecimpung di dunia partai dan legislatif, perempuan ini punya banyak nama julukan. Singa Betina dari Senayan, Perempuan Baja dari Senayan, Vokalis DPR dan sebagainya. Politisi wanita kawakan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menerima anugerah Bintang Jasa Utama dari pemerintah pada HUT Kmerdekaan RI ke-59 17 Agustus 2004. Walau sudah memasuki usia anugerah di atas 70 tahun, wanita kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat 1 Desember 1931 ini masih tetap lantang memperjuangkan memperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya termasuk jatah kuota 30 persen perempuan di parlemen. Dia, bersama tokoh-tokoh wanita lainnya mendirikan Kaukus Perem
Read more >>
JAN
03
DR. H. Hamzah Haz
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
03
Hamzah Haz, politisi kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940, memulai karir politiknya pada 1967. Hamzah menjadi anggota DPRD mewakili mahasiswa dan Angkatan 66. Ketika memenangi pemungutan suara dalam pemilihan Ketua DPRD Kalimantan Barat. Dia ditolak menduduki kursi ketua DPRD oleh Amir Machmud, Menteri Dalam Negeri. Amir Machmud berkehendak agar yang menduduki posisi itu wakil dari ABRI, bukan Hamzah yang berlatar belakang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Nahdlatul Ulama (NU). Kebuntuan mewarnai kepemimpinan DPRD Kalbar. Akhirnya dilontarkan jalan keluar, Hamzah bisa duduk di jajaran kepemimpinan DPRD bila Wakil Ketua DPRD yang berasal dari unsur Partai NU ditarik. Hamzah menolak dengan tegas gagasan itu. Menurutnya itu menohok kawan seiring, seperti yang dituturkannya dalam biografi Hamzah Haz: Konsistensi dan Integritas Perjuangan di Bawah Panji-panji Ka’bah. Tidak hanya itu, Hamzah bahkan harus merelakan posisinya sebagai anggota D
Read more >>
JAN
02
KH. Dr. Idham Khalid
By:
Eko Mahendra Ridho
on
JAN
02
Nama : KH. Dr. Idham Khalid Lahir : Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1922 Alamat : Jalan Fatmawati,Komp.Darul Ma'arif Jakarta Selatan Penghargaan : Doktor Honoris Causa dari Al-Azhar University, Kairo, Mesir. Jabatan Penting : Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) Ketua Partai Masyumi Pendiri/Ketua Partai NU Pendiri/Ketua Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) Wakil Perdana Menteri Indonesia Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan MPR Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kabinet Pembangunan I (1968-1973) Menteri Sosial Tim Penasehat Presiden, Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) KH Idham Khalid kelahiran Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921, seorang ulama dan politikus pelaku filosofi air. Dia seorang tokoh Indonesia yang pernah menjadi pucuk pimpinan di lembaga eksekutif, legislatif dan ormas (Wakil Perdana Menteri, Ketua DPR/MPR, dan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama). Juga pernah memimpin pad
Read more >>
More Posts
© Copyright 2008-2013
DPC PPP Kabupaten Tegal
| Design by
Eko Mahendra Ridho
| PPP Rumah Besar Ummat Islam Indonesia
Back to Home
Design
a Mobile Site
View Site in Mobile
|
Classic
Share by: